Enam puluh tiga hari ane hidup di Aceh
Timur ini, tepatnya desa Lokop, Serbajadi. Dan sudah enam puluh tiga hari pula,
ane membantu menjadi staf pengajar di SMP N 1 Lokop ini. Sama seperti
pengalaman mengajar di kota Bandung dan di Depok. Berbagai macam karakter siswa
telah ane temui, hanya saja disini sedikit tanda kutip, hehe.. butuh ekstra
untuk mendidik apalagi dari segi polah tingkah, etika, dan sopan santunnya..
Ada terselip tekad di benak ane, untuk
mengarahkan mereka ke yang lebih baik lagi. Mulai dari hal yang kecil. Cara
mereka meminta ijin kepada guru untuk masuk ke ruang kelas, agar tidak asal
masuk kelas, slonang slonong. Cara mereka keluar kelas setelah mendengar bel
pulang, agar mereka tidak langsung pulang begitu saja. Cara mereka berpakaian,
agar mereka terlihat rapi. Cara mereka melaksanakan Upacara Bendera Hari Senin,
agar mereka tertib dalam melalkukannya. Cara mereka menghormati guru mereka,
dan masih banyak lagi. Begitu besar rasanya keinginan ini untuk membawa yang
baru ini di tengah-tengah mereka..
Hari ini, ane menemukan sesuatu yang
berbeda dari anak murid ane di SMP N 1 Lokop ini. Dia siswa kelas VIII. Memang
sudah kaakternya hiperaktif. Dia selalu membuat ribut suasana kelas hamper
semua mata pelajaran, termasuk di kelas ane, di jam pelajaran ane. saat itu,
saat belajar TIK hari Rabu jam terakhir, si Sutra ini kawan. Membuat ulah lagi,
kali ini dia tidak rebut, tapi mencorat-coret buku temannya. Iseng mungkin niat
dia. Ane pun panggil dia ke depan kelas. Niatnya sih pengen ngasih semacam punishment gitu, hehe.. :P
Yupsz, setelah dia maju ke depan kelas, ane
kasih dia punishment dengan mencoret-coret tangannya dengan bolpoint. Karena
ane ga mau nampar ataupun mukul dia. Ane pengen menciptakan suasana yang friendly
dalam KBM bersama mereka. Meskipun kata guru-guru setempat anak-anak disini
tidak bisa dilembutin. Sekalinya guru bersikap lembut, mereka pasti nglunjak.
Tapi ane yakin, bagaimanapun mereka manusia, mereka sama kaya anak-anak di
kota, mereka punya daya, cipta, rasa, dan karsa yang sama dengan anak-anak yang
lain. Pasti pelan-pelan ane bisa memberikan yang terbaik buat mereka dengan
cara ane dan gaya ane. kalau pun keras itu memang diperlukan, ya kenapa tidak.
Sebatas pada TEGAS..
Kembali lagi ke cerita siswa ane. Setelah
ane coret-coret tangannya, yang ada dia malah ketawa terkekeh-kekeh. Katanya
“geli Bu”. Tapi dengan bahasa Gayo. Karena memang adat masih sangat kental
disini, sehingga mereka pun masih sering menggunakan bahasa Gayo walaupun itu
di kelas.. seperti itulah tingkah siswa ane yang satu ini. Bandel, tapi
tingkahnya kocak. Bikin ketawa yang ada,, J
Masih cerita yang sama, di pertemuan TIK
berikutnya, ane membagikan hasil quis di pertemuan sebelumnya. Dan hasilnya ada
beberapa siswa yang mengecewakan. Dua siswa tidak ada yang benar hasil
pekerjaannya. Kebetulan dua siswa tersebut adalah siswa yang memang biangnya. Selalu bikin ribut. Dan
satu diantaranya adalah siswa yang ane hukum corat-coret tangannya. Mungkin
karena hiperaktif tadi kali ya.. :P
Akhirnya apa, dua siswa tersebut ane kasih
nilai nol dan di dalam angka nol tersebut ane beri tulisan “perbaiki sikap di kelas!”. Setelah ane
bagikan, sepertinya tidak ada penyesalan sedikitpun yang terlihat di wajah dua
siswa ane itu. Senyum-senyum aja mereka. Bisa gilla ni gue kalo kaya gini,,
#Hadeeeuuuh, tepok jidat dah
Ngeliat mereka senyum-senyum, ane tentu ga
tinggal diam lah. Ane bahas lah quis tadi di kelas. Ane tunjuk mereka untuk
menjawab quis tersebut. Ane ajarkan mereka sampe bisa di depan kelas. Waktu itu materinya adalah tentang kegunaan tombol
“backspace, spasi, dan enter” dan aplikasinya dalam pengetikan. Memang cukup
banyak kendala mengajarkan TIK di sekolah tempaty ane tugas ini. Gimana ga
kendala coba. Gak ada satu buah laptop/komputer sebagai alat praktek. Alhasil
ane harus pake satu-satunya laptop pribadi ane untuk ngajar di tiap-tipa kelas.
Tapi whatever lah, mending masih ada laptop pribadi. Kalo ga ada satu pun, bisa
tepok jidat lagi dah ane, haha..
Lanjut ke pertemuan minggu berikutnya, ane
sudah ganti materi ni ke cara membuat table. Ada yang beda dari siswa yang ane
kasih hukuman kemarin. Dia yang biasanya duduk di belakang. Hari itu duduk di
depan, tepat depan meja ane, meja guru dan dia terlihat anteng, ngikutin pelajaran
tidak terlalu ribut seperti biasanya. Trus ane haris bilang WAOW gitu?? Haha..
ane cari tau lah apa sebabnya, ane singgung-singgung di kelas dong, dan siswa
yang lain mengatakan.. “dia lagi sakit Bu
hari ini..”. OOoh, rupanya itu sebabnya. Sudah dua pertemuan setelah
pemmbagian hasil quis, dia berubah, menjadi anteng dan ngikutin pelajaran
dengan baik. Meskipun ada ributnya dikit. Tapi ane maklum. Wajar itu..
Nah, di pertemuan minggu ketiga setelah ane
bagikan hasil quis tersebut, dia pun masih duduk di depan meja ane. hari itu
ane membawa sisir ke kelas. What SISIR? SISIR RAMBUT? Yupz, bener sekali pemirsa.
Sisir rambut. Sisir rambut di pertemuan sebelumnya, kira-kira 2 minggu sebelum
pembagian quis lah, sisir itu jadi lakon dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Siswa laki-laki heboh nyisir rambutnya, termasuk siswa yang ane hukum tadi.
Entah mereka lagi ngeceng temen sekelas, apa emang mereka pengen tampil ganteng
di depan gurunya, haha.. #Kidding guys..
Ketika mereka rebutan sisir, ane sita sisir
itu dan hari ini, di pertemuan minggu ketiga setelah ane bagikan hasil quis
tadi, ane kembalikan sisir ke yang empunyanya. Ada lima siswa yang ngaku-ngaku
itu sisirnya. Hhheh, mereka pada ga tau itu kalo ane mau berbuat iseng di kelas
itu. Makanya pada rebutan ngaku-ngaku itu sisirnya. Akhirnya ane tanya ke siswa
yang laen. Katanya itu punya siswa yang ane hukum entuh. Ane suruh maju dia ke
depan kelas, ane kasih penghargaan berupa sisir yang ane kalungkan di lehernya,
dan ga boleh dilepas sampai jam pelajaran ane berakhir sebagai hukuman. Sontak
ketawa lah semua siswa yang ada di kelas itu., hihihi..
Setelah ditilik-tilik, sampai dapat
setengah jam pelajaran, ternyata siswa yang ane hukum entuh, yang ane kalungkan
sisir juga, dia tetap dengan sikap tertibnya mengikuti pelajaran, duduk di
depan meja paling depan, semangat mengikuti pelajaran, aktif di kelas. Nah dari
situ, ane lihat, sepertinya anak ini memang berniat merubah sikapnya. Bukan
hanyay di pelajaran ane, tapi di pelajaran guru yang lain juga. Hmmm, semoga
benar. Semoga itu berlanjut sampai seterusnya, dia aktif dalam KBM, dialah
SUTRA MULYADI namanya..
Kamu sudah menunjukkan ke Ibu dari hasil
quis remedial kamu kemarin, Ibu melihat sendiri bagaimana kamu mengerjakannya
dan mengajarkan ke teman sebangkumu. Semangat
anakku, ibu yakin, sutra pasti bisa. Itu adalah kata-kata yag ane tuliskan
di lembar jawaban remedial dia..