Jumat, 24 Mei 2013

Sutra Mulyadi Namanya


Enam puluh tiga hari ane hidup di Aceh Timur ini, tepatnya desa Lokop, Serbajadi. Dan sudah enam puluh tiga hari pula, ane membantu menjadi staf pengajar di SMP N 1 Lokop ini. Sama seperti pengalaman mengajar di kota Bandung dan di Depok. Berbagai macam karakter siswa telah ane temui, hanya saja disini sedikit tanda kutip, hehe.. butuh ekstra untuk mendidik apalagi dari segi polah tingkah, etika, dan sopan santunnya..

Ada terselip tekad di benak ane, untuk mengarahkan mereka ke yang lebih baik lagi. Mulai dari hal yang kecil. Cara mereka meminta ijin kepada guru untuk masuk ke ruang kelas, agar tidak asal masuk kelas, slonang slonong. Cara mereka keluar kelas setelah mendengar bel pulang, agar mereka tidak langsung pulang begitu saja. Cara mereka berpakaian, agar mereka terlihat rapi. Cara mereka melaksanakan Upacara Bendera Hari Senin, agar mereka tertib dalam melalkukannya. Cara mereka menghormati guru mereka, dan masih banyak lagi. Begitu besar rasanya keinginan ini untuk membawa yang baru ini di tengah-tengah mereka..
Hari ini, ane menemukan sesuatu yang berbeda dari anak murid ane di SMP N 1 Lokop ini. Dia siswa kelas VIII. Memang sudah kaakternya hiperaktif. Dia selalu membuat ribut suasana kelas hamper semua mata pelajaran, termasuk di kelas ane, di jam pelajaran ane. saat itu, saat belajar TIK hari Rabu jam terakhir, si Sutra ini kawan. Membuat ulah lagi, kali ini dia tidak rebut, tapi mencorat-coret buku temannya. Iseng mungkin niat dia. Ane pun panggil dia ke depan kelas. Niatnya sih pengen ngasih semacam punishment gitu, hehe.. :P

Yupsz, setelah dia maju ke depan kelas, ane kasih dia punishment dengan mencoret-coret tangannya dengan bolpoint. Karena ane ga mau nampar ataupun mukul dia. Ane pengen menciptakan suasana yang friendly dalam KBM bersama mereka. Meskipun kata guru-guru setempat anak-anak disini tidak bisa dilembutin. Sekalinya guru bersikap lembut, mereka pasti nglunjak. Tapi ane yakin, bagaimanapun mereka manusia, mereka sama kaya anak-anak di kota, mereka punya daya, cipta, rasa, dan karsa yang sama dengan anak-anak yang lain. Pasti pelan-pelan ane bisa memberikan yang terbaik buat mereka dengan cara ane dan gaya ane. kalau pun keras itu memang diperlukan, ya kenapa tidak. Sebatas pada TEGAS..

Kembali lagi ke cerita siswa ane. Setelah ane coret-coret tangannya, yang ada dia malah ketawa terkekeh-kekeh. Katanya “geli Bu”. Tapi dengan bahasa Gayo. Karena memang adat masih sangat kental disini, sehingga mereka pun masih sering menggunakan bahasa Gayo walaupun itu di kelas.. seperti itulah tingkah siswa ane yang satu ini. Bandel, tapi tingkahnya kocak. Bikin ketawa yang ada,, J

Masih cerita yang sama, di pertemuan TIK berikutnya, ane membagikan hasil quis di pertemuan sebelumnya. Dan hasilnya ada beberapa siswa yang mengecewakan. Dua siswa tidak ada yang benar hasil pekerjaannya. Kebetulan dua siswa tersebut adalah siswa  yang memang biangnya. Selalu bikin ribut. Dan satu diantaranya adalah siswa yang ane hukum corat-coret tangannya. Mungkin karena hiperaktif tadi kali ya.. :P
Akhirnya apa, dua siswa tersebut ane kasih nilai nol dan di dalam angka nol tersebut ane beri tulisan “perbaiki sikap di kelas!”. Setelah ane bagikan, sepertinya tidak ada penyesalan sedikitpun yang terlihat di wajah dua siswa ane itu. Senyum-senyum aja mereka. Bisa gilla ni gue kalo kaya gini,, #Hadeeeuuuh, tepok jidat dah

Ngeliat mereka senyum-senyum, ane tentu ga tinggal diam lah. Ane bahas lah quis tadi di kelas. Ane tunjuk mereka untuk menjawab quis tersebut. Ane ajarkan mereka sampe bisa di depan kelas. Waktu  itu materinya adalah tentang kegunaan tombol “backspace, spasi, dan enter” dan aplikasinya dalam pengetikan. Memang cukup banyak kendala mengajarkan TIK di sekolah tempaty ane tugas ini. Gimana ga kendala coba. Gak ada satu buah laptop/komputer sebagai alat praktek. Alhasil ane harus pake satu-satunya laptop pribadi ane untuk ngajar di tiap-tipa kelas. Tapi whatever lah, mending masih ada laptop pribadi. Kalo ga ada satu pun, bisa tepok jidat lagi dah ane, haha..

Lanjut ke pertemuan minggu berikutnya, ane sudah ganti materi ni ke cara membuat table. Ada yang beda dari siswa yang ane kasih hukuman kemarin. Dia yang biasanya duduk di belakang. Hari itu duduk di depan, tepat depan meja ane, meja guru dan dia terlihat anteng, ngikutin pelajaran tidak terlalu ribut seperti biasanya. Trus ane haris bilang WAOW gitu?? Haha.. ane cari tau lah apa sebabnya, ane singgung-singgung di kelas dong, dan siswa yang lain mengatakan.. “dia lagi sakit Bu hari ini..”. OOoh, rupanya itu sebabnya. Sudah dua pertemuan setelah pemmbagian hasil quis, dia berubah, menjadi anteng dan ngikutin pelajaran dengan baik. Meskipun ada ributnya dikit. Tapi ane maklum. Wajar itu..

Nah, di pertemuan minggu ketiga setelah ane bagikan hasil quis tersebut, dia pun masih duduk di depan meja ane. hari itu ane membawa sisir ke kelas. What SISIR? SISIR RAMBUT? Yupz, bener sekali pemirsa. Sisir rambut. Sisir rambut di pertemuan sebelumnya, kira-kira 2 minggu sebelum pembagian quis lah, sisir itu jadi lakon dalam kegiatan belajar dan mengajar. Siswa laki-laki heboh nyisir rambutnya, termasuk siswa yang ane hukum tadi. Entah mereka lagi ngeceng temen sekelas, apa emang mereka pengen tampil ganteng di depan gurunya, haha.. #Kidding guys..
Ketika mereka rebutan sisir, ane sita sisir itu dan hari ini, di pertemuan minggu ketiga setelah ane bagikan hasil quis tadi, ane kembalikan sisir ke yang empunyanya. Ada lima siswa yang ngaku-ngaku itu sisirnya. Hhheh, mereka pada ga tau itu kalo ane mau berbuat iseng di kelas itu. Makanya pada rebutan ngaku-ngaku itu sisirnya. Akhirnya ane tanya ke siswa yang laen. Katanya itu punya siswa yang ane hukum entuh. Ane suruh maju dia ke depan kelas, ane kasih penghargaan berupa sisir yang ane kalungkan di lehernya, dan ga boleh dilepas sampai jam pelajaran ane berakhir sebagai hukuman. Sontak ketawa lah semua siswa yang ada di kelas itu., hihihi..
Setelah ditilik-tilik, sampai dapat setengah jam pelajaran, ternyata siswa yang ane hukum entuh, yang ane kalungkan sisir juga, dia tetap dengan sikap tertibnya mengikuti pelajaran, duduk di depan meja paling depan, semangat mengikuti pelajaran, aktif di kelas. Nah dari situ, ane lihat, sepertinya anak ini memang berniat merubah sikapnya. Bukan hanyay di pelajaran ane, tapi di pelajaran guru yang lain juga. Hmmm, semoga benar. Semoga itu berlanjut sampai seterusnya, dia aktif dalam KBM, dialah SUTRA MULYADI namanya..

Kamu sudah menunjukkan ke Ibu dari hasil quis remedial kamu kemarin, Ibu melihat sendiri bagaimana kamu mengerjakannya dan mengajarkan ke teman sebangkumu. Semangat anakku, ibu yakin, sutra pasti bisa. Itu adalah kata-kata yag ane tuliskan di lembar jawaban remedial dia..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar